Gambar. Ngarai Sianok, Bukittinggi
Sewaktu SMA penulis sangat menyenangi bermain di Ngarai Sianok,
Bukittinggi. Bersama teman-teman meneruni lembah lalu bersenda gurau
berkejaran digemericiknya sungai, kemudian menaiki jenjang di terjal
bukit adalah kegiatan yang sangat mengasyikkan. Apalagi yang paling
seru adalah menikmati pemandangan lembah Ngarai Sianok dari atas
jembatan gantungnya berketinggian lebih kurang 100 m yang memacu
adrenalin pas ada angin kencang, apalagi goyangannya bisa bikin wanita
disamping anda, tanpa pikir panjang akan memeluk anda! hehe…
Setelah lama diperantauan penulis pernah mendengar bahwa jembatan
gantung dan jenjang ditebing Ngarai Sianok tersebut dilarang untuk umum,
karena kondisinya yang tidak aman untuk dilalui, seperti jenjangnya
yang sudah banyak rusak kemudian tidak terawat apalagi disekelilingnya
semak-semak belukar dan pepohonan bak jenjang ditengah hutan yang rawan
kejahatan, lalu jembatannya yang papannya sudah banyak yang copot dan
lapuk.
Gambar. Jembatan gantung lama, Ngarai Sianok Bukittinggi ketika masih bisa dilalui.
gambar. Jembatan Gantung ngarai sianok ketika sudah rusak
Nah, berita dari kawan pagi ini membuat penulis penasaran, katanya
jenjang dan jembatan yang dulu kami lalui sekarang sudah rampung dipugar
dengan sumbangan dana dari para perantau Bukittinggi. Bentuknya pun
sangat luar biasa mirip “Great Wall” di Cina. Jenjangnya lebih lebar,
ada tembok penghalang kiri kanan serta jenjang gantungnya pun baru.
Berikut kiriman photo-photo dari kawan tersebut:
Photo ini katanya diambil sebelum acara peresmian penggunaan jenjang dan
jembatan tersebut untuk umum dimulai. Pada photo diatas sepertinya
diambil dari arah Bukittinggi tepatnya di Taman Panorama Ngarai Sianok
Bukittinggi menuruni tebing ke arah gerbang jembatan ditepi tebing agak
dibawahnya.
Inilah jembatan gantung baru tersebut yang berada diatas ketinggian
lebih kurang 100 m dari dasar lembah ngarai sianok, dari sini kita
dapat menikmati pemandangan lembah ngarai sianok yang berliku dan anak
sungai yang mengalir dibawahnya. Siapa tahu dapat juga pemandangan bagus
berupa muda-mudi yanga syik masyug berdua di sela rimbuan pohon
dibawahnya hehehe.
Sedang diseberangnya adalah jalan dan jenjang menuju Koto gadang yang
sudah masuk daerah kabupaten Agam. Jembatan ini menghubungkan dua
daerah pemerintahan yang berbeda yaitu Kota Bukittinggi dan Kabupaten
agam walau sebenarnya dua daerah ini dulunya satu. (Bukittinggi dulunya
ibukota kabupaten agam).
Penulispun mendapat kiriman kegiatan peresmian jenjang dan jembatan gantung baru tersebut untuk umum. Berikut photo-photonya :
“Great Wall” yang dikenal dengan Jembatan Koto Gadang ini dibuat
permanen menyerupai Great Wall di cina, cuma bedanya di Bukittinggi
ditambah dengan jembatan gantung yang melintasi lembah ngarai sianok. Di
photo terlihat warga menikmati jenjang dan jembatan gantung baru yang
akan jadi tempat wisata baru bagi pengunjung yang berwisata ke
Bukittinggi.
Persemian jenjang dan jembatan baru Ngarai sianok untuk umum ini
dihadiri oleh Menkoinfo Tifatul Sembiring yang merupakan orang
Bukittinggi. Menurut berita sekitar seribu lebih warga bukittinggi
sangat antusias mengikuti acara ini dan rela antri selama 2 jam untuk
mencoba melewati jenjang dan jembatan gantung yang diberi nama “Jenjang
Koto Gadang “ karena panitia membatasi hanya 10 orang bergantian
diatas jembatan gantung tersebut.
Jadi, kangen pulang kampung, sambil bernostalgia mengingat kembali asmara masa remaja di Ngarai Sianok ini! hehehe..
Tulisan ini merupakan catatan Tempat Wisata di Bukittinggi. Kota
Bukittinggi, yang berjarak sekitar 1,5 jam perjalanan dari Bandara
Internasional Minangkabau, berada pada ketinggian 909 -941 m dpl,
berhawa sejuk. Bukittinggi
memiliki tanah dengan kontur berbukit dan berlembah.
Perjalan menuju Bukittinggi memiliki pemandangan indah. Pejalan bisa
singgah di Air Terjun Lembah Anai, pusat kerajinan kain tenun khas
Minangkabau Pandai Sikek, Pusat Dokumentasi dan Informasi Kebudayaan
Minangkabau, Sate Mak Syukur, Bika Talago dan rumah-rumah khas
Minangkabau.
Bukittinggi diantaranya terkenal dengan Jam Gadang serta Ngarai
Sianok. Pical Sikai Bukittinggi juga harus dicoba. Dari Bukittinggi anda
bisa ke Danau Maninjau dengan keloknya, kuliner ikan khas, serta rumah
kelahiran Buya Hamka. Selanjutnya anda bisa ke Batusangkar dimana
terdapat beberap situs menarik, dan Sawahlunto dengan peninggalan
pertambangan batubara.
Pada 19 Desember 1948, kota Bukittinggi ditunjuk sebagai Ibukota
Pemerintahan Darurat Republik Indonesia setelah Yogyakarta jatuh ke
tangan Belanda. Peristiwa ini kemudian ditetapkan sebagai Hari Bela
Negara.
Anda bisa berbagi catatan perjalanan dan membantu memajukan wisata
Indonesia dengan menulis Travelog tentang tempat-tempat wisata yang
telah anda kunjungi di
sini.
Tempat Wisata di Bukittinggi
Lihat
Peta Wisata Bukittinggi
Benteng Fort de Kock Bukittinggi
Tempat Wisata di Bukittinggi di atas Bukit Jirek, dibangun oleh Kapten Bouer pada 1825 semasa Perang Paderi.
Istana Bung Hatta Bukittinggi
Tempat Wisata di Bukittinggi yang berada tepat di seberang taman Jam Gadang Bukittinggi, dengan halaman luas.
Jam Gadang Bukittinggi
Tempat Wisata di Bukittinggi yang merupakan tengara paling menonjol Kota Bukittinggi, selain tentu saja Ngarai Sianok.
Jembatan Limpapeh Bukittinggi
Tempat Wisata di Bukittinggi yang merupakan jembatan menghubungkan Benteng Fort de Kock dan Taman Margasatwa Kinantan.
Ngarai Sianok Bukittinggi
Tempat Wisata di Bukittinggi berupa tebing jurang tinggi dan lembah lebar memanjang, keajaiban alam yang harus dilihat.
Rumah Kelahiran Bung Hatta Bukittinggi
Tempat Wisata di Bukittinggi di Jalan Soekarno-Hatta No. 37, merupakan rumah tempat kelahiran Bung Hatta.
Taman Marga Satwa dan Budaya Kinantan Bukittinggi
Tempat Wisata di Bukittinggi berupa area rekreasi yang kami kunjungi dengan menyeberang Jembatan Limpapeh
Taman Monumen Bung Hatta Bukittinggi
Tempat Wisata di Bukittinggii di samping gedung Istana Bung Hatta, pada lereng bukit rendah, diteduhi pepohonan besar.
Taman Panorama Bukittinggi
Tempat Wisata di Bukittinggi di Jl. Panorama Bukittinggi, Sumatera Barat, hanya beberapa meter dari Pical Sikai.
Tugu Pahlawan Tak Dikenal Bukittinggi
Tempat Wisata di Bukittinggi berupa monumen tepat di seberang Taman Monumen Bung Hatta, di Jl. Jam Gadang.
Gedung Balai Kota Bukittinggi
Tempat Wisata di Bukittinggi di Bukit Gulai Bancah
Bukittinggi yang diresmikan pada 24 Januari 2005. Dari tempat wisata ini
pengunjung bisa melihat keindahan Kota Bukittinggi.
Jenjang 1000 Bukittinggi
Tempat Wisata di Bukittinggi ini merupakan jalan
berliku menelusur celah tebing yang biasa digunakan masyarakat setempat
untuk mengambil air minum di Ngarai Sianok.
Jenjang Ampek Puluah Bukittinggi
Tempat Wisata di Bukittinggi ini dibangun pada 1908 dan pada awalnya merupakan jalan penghubung antara Pasar Atas dengan Pasar Bawah Bukittinggi.
Masjid Jami Birugo Bukittinggi
Tempat Wisata di Bukittinggi berupa masjid yang berada di Jl. Jenderal Sudirman, dibangun pada tahun 1956.
Museum Bundo Kanduang Bukittinggi
Tempat Wisata di Bukittinggi yang berada di dalam Taman Marga Satwa dan Budaya Kinantan, dengan bangunan bergaya arsitektur Minangkabau.
Museum Tridaya Eka Dharma Bukittinggi
Tempat Wisata di Bukittinggi di depan Taman Panorama yang diantaranya menyimpan pesawat, senjata, peralatan komunikasi serta foto semasa perjuangan.
Pustaka Bung Hatta Bukittinggi
Tempat Wisata di Bukittinggi di Bukit Gulai Bancah yang dibangun di atas tanah seluas 5.600 m2, dilengkapi auditorium, mushalla, dan ruang konferensi.